KTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anemia merupakan salah satu penyakit darah yang cukup banyak ditemui di Indonesia, lebih sering terjadi pada wanita. Anemia adalah suatu keadaan yan ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut juga hemoglobin. Umumnya batas minimal untuk kadar hemoglobin pada orang dewas adalah 12 g/ dl untuk wanita serta 14 g/ dl untuk laki-laki. Kadar hemoglobin sangat di pengaruhi oleh berbsgsi factor, antara lain usia, jenis kelamin, etnik, sosioekonomi, dan letak giografi ( http://www.google.com/latar belakang Anemia ). Selama ini upaya penanggulangan anemia masih difokuskan pada sasaran ibu hamil, sedangkan kelompok lainnya seperti bayi, anak belita, anak sekolah dan baru berpengasilan rendah belum di tangani. Padahal nampak negative yang di tunbuhkan anemia pada anak belita sangat serius, karena meraka dalam tubuh kembang yang cepat, yang natinya akan berpengaruh terhadap perkembangan kecederasannya. Mengingat mereka adalah penentu dari tinggi rendahnya kualitas pemuda dan bagsa kelak. ( http://www.google.com/ ). Menurut data statistic yang penulis peroleh dari Badan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe dari bulan Agustus 2005 sampai bulan Agustus 2006 terdapat 1804 orang yang dirawat inap diantaranya 85 orang ( 4,71% ) yang menganlami Animia. Melihat masalah di atas maka dalam rangka menanggulangi angka kesakitan Anemia yang cukup tinggi maka penulis tertarik dan terdorong untuk mengambil kasus anemia dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Anemia Defesiensi Besi Diruang Perawatan Penyakit Dalam Wanita Badan Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe. 1.2 Tujuan penulisan Adapun tujuan penulisan karya tulis dapat dibagi atas dua yaitu. 1. Tujuan umum Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh dalam pelaksanaan Asuhan keperawatan pada klien anemia defesiensi besi melalui pendekatan proses keperawatan yang konprehensif di ruang perawatan penyakit dalam wanita Badan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe. 2. Tujuan khusus a. Dapat melakukan pengkajian pada klien yang mengalami anemia difesiensi besi. b. Dapat mengindentifikasi masalah dan merumuskan diagnosa keperawatan klien anemia difesiensi besi. c. Dapat merumuskan perencanaan keperawatan pada klien anemia defesiensi besi. d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien anemia difesiensi besi. e. Dapat mengevaluasi keperawatan sesuai dengan yang diharapkan pada klien anemia defesiensi besi. 1.3 Metode penulisan Penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang menggambarkan secara nyata dan objektif suatu kasus dengan menggunakan teknik pengumpulan data dan menganalisa masalah serta mengevaluasi. Metode penulisan ini dilakukan melalui : 1. Library Research yaitu mendapatkan tiori melalui pemahaman literature yang ada hubungannya dengan judul dan masalah yang dibahas. 2. Field Research yaitu melakukan penelitian secara langsung turun kelapangan dengan mengamati klien baik keadaan yang menyertai penyakitnya maupun perkembangan hasil pengobatan serta masalah yang timbul. Data tersebut di peroleh secara objektif dan subjektif dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Wawancara ( anamnese ) yaitu mengandakan wawancara baik auto anamnese maupun allo alloanamnese dan wawancara dengan dokter dan perawat diruangan serta tim kesehatan lain. b. Pengamatan ( observasi ) yaitu mengamati terhadap semua aspek pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien anemia selama dirawat juga melalui catatan yang ada dalam status klien, mencakupi perubahan-perubahan yang terjadi pada klien selama perawatan dan pengobatan. c. Pemeriksaan Fisik yaitu dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. d. Dokumentasi yang melakukan pendokumentasian atau pencatatan dari hasil wawancara, pengamatan dan pemeriksaan fisik dan status klien. 1.4 Sistematika penulisan Untuk lebih terarah penulisan dan pembahasan karyat tulis ini maka sistematika penulisan terdiri dari 5 bab yaitu. BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sisitematika penulisan. BAB II : Konsep dasar meliputi pengertian patofisiologis, etiologi, patologi dan patogenesa dan asuhan keperawatan pada klien anemia defesiensi besi. BAB III : Tinjauan kasuh yang terdiri dari: pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, peleksanaan dan evaluasi asuhan keperawatan pada klien anemia defesiensi besi. BAB IV : Pembahasan, membahas tentang kesejangan yang dijumpai antara teori dan kenyataan yang ada pada saat melaksanakan asuhan keperawatan pada klien anemia defesiensi besi. BAB V : Penutup, merumuskan kesimpulan dan dasar BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar 2.1.1 Pengertian Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb/ hitungan eritrosit lebih rendah dari harga normal, dikatakan sebagai anemia bila Hb <14 gram%dl dan Ht< %pada peria atau Hb<12 gram % dan Ht<37 % pada wanita ( Mansjoer. 2001 hal 547 ). Anemia difesiensi besi adalah suatu kondisi dimana kandungan besi tubuh total tidak adekuat untuk perkembangan sel darah merah ( SDM ) Optimal. Sdm yang cacat jumlanya lebih sedikt dan mempunyai kandungan hemoglobin rendah. Ini menurunkan kemapuan darah untuk memberikan oksigen yang cukup kejaringan (M.Nettina,2001 Hal 12). .1.2 Klasifikasi Animea 1 Anemia Defisiensi Besi Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari, dari jumlah ini hanya kira-kira 2 mg yang diserap, jumlah total FE dalam tubuh berkisar 2-4 gr, kira-kira 50 mg/kg berat badan, pada peria 35 mg/ kg barat badan pada wanita. 2. Anemia Karena Penyakit Kronik Merupakan anemia terbanyak kedua setelah anemia defisiensi. Anemia ini dikenal dengan nama sideropenik Anemia 3. Anemia pernisiosa Terjadi karena penurunan vitamin B 12. 4. Anemia Defisiensi Asam Folat Anemia ini berhubungan dengan Sirosis Hepatis, kerena terdapat penurunan cadangan asam folat. 5. Anemia karena pendarahan Anemia karena pendarahan terus-menerus, anemia ini terjadi hanya bila sum-sum tulang tidak mampu mengantasinya karena usia sel darah merah sangat pendak. 6. Anemia Hemolitik Autoimune Anemia Hemolitik Autoimune (Hemolitik Autoimune Anemia, AIHA Merupakan kelainan darah yang didapat, dimana auto anti bodi IGD yang dibutuhkan terikat pada membran sel darah merah (SDM). 7. Anemia Aplaksi Merupakn keadaan yang disebabkan berkurangnya sel hematopoetik dal darah tepi seperti Eritrosit, Leukosit dan Trombosit, akibat terhentinya pembentukan sel hematopoetik dalam sum-sum tulang. 2.1.3 Patofisiologi Anemia Difesiensi Besi secara marfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokron disertai penurunan kuantitaf pada sistensi hemoglobin. Difesiensi besi merupakan penyebab utama anemia khususnya terdapat pada wanita usia subur, skunder karena kehilangan darah sewaktu mentruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama hamil. Penyebab lain difesiensi besi adalah (1) asupan besi yang tidak cukup misanya pada bayi yang hanya diberi makan susu beleka sampai usia antara 12-24 bulan dan individu tertentu yang hanya memakan sayur-sayuran saja, (2) Gangguan asopsi setelah gastrektomi, (3) Kehilangan darah yang menetap seperti pada pendarahan saluran cerna yang lembat karena polip, neoplasma, gastritis, varises esophagus, makan aspirin dan hemoroid. 2.1.4 Etiologi Anemia Defisiensi Besi ini umunya disebabkan oleh pendarahan kronik, di Indonesia paling banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (Ankilostomiasis) penyebab lain adalah (1) Diet yang tidak mencukupi, (2) Absorpsi yang menurun, (3) Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, (4) Pendarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah, (5) Hemoglobinnuria, (6) Penyimpanan zat besi yang berkurang seperti pada hemosiderosis paru. 2.2 Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyelurus, pada tahap ini semua data / informasi klien yang dibutuhkan untuk menentukan masalah kesehatan (kumpulan materi, Depkes RI, tahun 1991). (Hasil pengkajian menurut Doengoes E, Marilynn, Rencana Asuhan Keperawatan, 1599 halaman 571). a. Aktifitas / Istirahat Gejala : keletihan, kelemahan, malaise, kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk remaja, toleransi terhadap latihan rendah, kebutuhan untuk tidur dan istrirahat lebih banyak, Tanda : takikardia / takipnea; dispnea pada pekerja atau istrirahat. Latargi menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjala lambat, dan tanda-tanda lain menujukan keletihan. b. Sirkulasi Gajala : Riwayat kekurangan darah kronis, pendarahan GI kronis, menstruasi berat, angina akibat kerja jantung berlebihan. Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi), Tanda :Td. Penigkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural Dstrimia : Abnormalitas EKG, mis, depersi segmen ST dan pendataran atau dipresi gelombang T: takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik. Eksremitas (warna) : pucat padakulit dan merman mukosa dan dasar kuku, kulit seperti berlilin, pucat. Sclera : Biru atau putih seprti mutiara. Pengisian kapiler melambat. Kuku : mudah patah seperti sendok, Rambut : Kering, mudah putus, menipis; tumbuh ubah secera premature. c. Integritas Ego Gejala : keyakinan agama atau budaya, mempengaruhi pilihan pengobatan misalnya: penolakan transfuse darah, tanda : Depresi. d. Eliminasi Gejala : Riwayat pielonefretis, gagal ginjal, sindrom malabsorbi, diare atau konstipasi penurunan / pengeluaran urine, Tanda : Distensi Abdomen. e. Makanan / Cairan Gejala : Penurunan masukan diet, masukan diet hewani rendah, nyeri mulut atau lidah, mual dan muntah, penurunan berat badan. Tanda : Lidah tampak merah daging/halus, membrane mukosa kering, pucat. Turgo kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis. Bibir; selitis mis, inflamasi bibir dengan sudat mulut pecah. f. Higiene Tanda : Kurang bertenaga, penampilan tidak rapi. g. Neurosensori Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi, insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk kaki goyah parestesia tangan/kaki klaudikusi sensasi menjadi dingin, Tanda : peka rangsangan, gelisah, dipresi, cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina. Epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang. Gangguan koordinasi, ataksia : penurunan jasa getar dan posisi, tanda Romberg positif, paralisasi. h. Nyeri atau kenyamanan Gejala : Nyeri abdomen, sakit kepala. i. Pernafasan : Gejala : Riwayat TB, abses paru. Nafas pendek pada istirahat dan aktifitas, Tanda : takipnea, ortonea, dan dispnea j. Keamanan Gejala : Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimiamis, benzene, insetisida. Riwayat terpajang pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan Riwayat toleran terhadap dingin dan/ atau panas. Transfuse darah sebelumnya, gangguan pengobatan. Penyebuhan luka buruk, sering infeksi, Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam. Linfadenopati umum. Petikie dan ekimosis (apastik) k. Seksualitas Gejala : Perubahan aliran menstruasi misalnya : menoragia atau amenore hilang libido (pria dan wanita). Tanda : services dan dinding vaginah pucat. l. Prioritas Diagnostik Jumlah darah lengkap, haemogobin dan hematokrit menurun, (2) Jumlah eritrosit menurun, pewarnaan sel darah merah menurun, (3) Jumlah trombosit menurun, billirubin serum meningkat. m. Prioritas Keperawatan Meningkatkan perfusi jaringan, (2) Memberikan kebutuhan nutrisi/ cairan (3) Mencegah komplikasi, (4) Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis, dan program pengobatan. n. Tujuan pemulangan Kebutuhan aktifitas sehari-hari terpenuhi mandiri atau dengan bantuan orang lain, (2) Komplikasi tercegah/minimal, (3) Proses penyakit/prognosisi dan program terapi dipahami. 2.2.1 Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang didapat pada klien anemia dikutip dari (Doenges E Marylin, edisi III hal 573) (1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrien ke sel Ditandai dengan palpitasi, angina, kulit pucat membrane mukosa kering kuku dan rambut rapuh, ekremitas dingin, mual/muntah distensi abdomen, perubahan TD, pengisian kapiler lambat, disorientasi, (2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara lain suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan Dtandai dengan : kelemahan dan kelelahan. Mengeluh penurunan toleransi aktivitas/ latihan. Lebih banyak memerlukan istirahat/tidur. Plapitasi, takkardia, penigkatan TD/reespon pernafasan dengan kerja ringan, (3) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absobsi nutrient yang diperlikan untuk pembentukan SDM normal Ditandai dengan : penurunanya berat badan/berat badan dibawah normal untuk usia, tinggi dan bangun badan. Penurunan lipatan paha kulit trisep perubahan gusi, membrane mukosa mulut, penurunan toleransi untuk aktifitas, kelemahan dan kehilangan tenus otot, (4) Potensial terjadinya integritas kulit berhubungan dengan perubahan kulit normal., (5) Potensial terjadinya kontipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet Ditandai dengan : perubahan pada frekuensi, karasteristik dan jumlah feses. Mual/ muntah, penurunan nafsu makan, laporan nyeri abdomen tiba-tiba, kram, gangguan banyi usus, (6) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan skunder tidak adekuat, Ditandai dengan : tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala menbuat diagnosa actual, (7) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpajan/ mengingat, Ditandai dengan : pertanyaan, meminta informasi. Pertanyaan salah konsepsi, tidak akurat mengikuti intruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah. 2.2.2 Perencanaan Rencana keperawatan yang dapt dirumuskan pada klien dengan anemia : a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrient ke sel. Ditandai dengan : palpitasi, angina, kulit pucat membrane mukosa kering kuku dan rambut rapuh, ekremitas dingin, mul / muntah distensi abdomen, perubahan TD, pengisian kapiler lambat, diorientasi. Tujuan : Tidak terjadinya perubahan perpusi jaringan Kriteria hasil : Menujukkan perpusi adekuat Intervensi : (1) Awasi tanda vital pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku, tinggikan tempat tidur sesuai toleransi. Rasional : memberikan informasi tentang derajat/ keadekuat perfusi jaringan dan membatun menentukan kebutuhan intervensi, meningkatkan ekspansis paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler, (2) Awasi upaya pernafasan: asukutasi, bunyi nafas perhatikan bunyi adventisius Rasional : dispnea, geremicik menujukkan GJK karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung (3), Kaji untuk respon verbal malambat, mudah terangsang, agetasi, gangguan memori, bingung, Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau difisiensi vitamin B 12. (4) Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi Rasional : vasokonstriksi (ke organ vital) menurunnya sirkulasi perifer, kenyamanan pasien/kebutahan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pencetus vasodilatasi, b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (penggiri lnlmn man) dan kebutuhan. Ditandai dengan : kelemahan dan kelelahan. Mengeluh penurunan toleransi aktivitas/latihan. Lebih banyak memerlukan istrahat/tidur. Palpitasi, takikardia, peningkatan TD/repon pernafasan dengan kerja ringan. Tujuan : Pengrdaan oksigen terpenuhi Kriteria hasil : Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas Intervensi : (1) Kaji kemapuan pasien untuk melakukan tugas normal catat loporan kelelahan, peletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan, (2) Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot Rasional : menujukkan perubahan neurologist karena defisiensi vitamin B 12 mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera, (3) Awasi TD nadi, penafasan, selama dan sesudah aktivitas. Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat kejaringan, (4) Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tira baring bila diindikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, telepon dan gangguan berulang tidakan yang tidak direncanakan Rasional : meningkatkan istirahatuntuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru. c. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absobsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan SDM normal. Ditandai dengan : Penurunan berat badan/berat badan dibawah normal untuk usia, tinggi dan bangun badan, pennurunan lipatan paha kulit trisep perubahan gusi, membrane mukosa mulut, penurunan tolernsi untuk aktivitas, kelemahan dan kehilangan tenus otot. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan atau berat badan stabil dengan nilai laboratorium normal. Intervensi: (1) Kaji riwayat nuttrisi, makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan pasien Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi. Mengawasi masukan kalori atau kwualitas kekurangan konsumsi makanan, (2) Timbang berat badan tiap hari Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi, (3) Berikan makan sedikit dan frekuensi sering atau makan diantara waktu makan Rasional : maka sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster(4) Observasi dan catat kejadian mual atau muntah, flatus, dan gejala lain yang berhubungan Rasional : Gejala G1 dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ, (5) Berikan dan Bantu Higieni mulut yang baik sebelum dan sesudah makan Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukan d. Potensial terjadinya integritas kulit berhubungan dengan perubahan kulit normal. Tujuan : Gangguan integritas kulit tIdak terjadi. Kriteria Hasil : Mempertahankan integritas kulit Intervensi: (1) Kaji integritas kulit, cacat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local, eritema, ekskoriasi Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi nutrisi, dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusaK, (20 Ubah posisi klien secara periodik dan pijat permukaan tulang bila klien tidak bergerak atau ditempat tidur, Rasional : Untuk meningkatkan sirkulasi kesemua area kulit membatasi iskemia jaringan/mempengaruhi hipoksial seluler, (3) Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan sabun Rasional : Area lembab, terkontaminasi memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogenik, sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan dan meningkatkan iritasi, (4) Bantu untuk latihan rentang gerak pasif atau aktif Rasional : Meningkatkan sirkulasi jaringan e. Potensial terjadinya kontipasi atau diare berhubungan denga penurunan hnng masukan diet. Ditandai Dengan : Perubahan pada frekuensi, karakteristtik dan jumlah feses. Mual/muntah, penurunan nafsu makan, laporan nyeri abdomen tiba-tiba, kram, gangguan bunyi usus Tujuan : konstipsi tidak terjadi Kriteria Hasil : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus Intervensi: (1)Observsi warna feses, konsistensi,frekuensi dan jumlah Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab /faktor pemberat dan intervensi yang tepat, (2) Awasi masukan dan haluaran dengan perhatian khusus pada makanan dan cairan Rasional : dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilanga berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet , (3) Dorong masukan cairan 2500-3000 ml perhari dalam toleransi jantung Rasional : membantu dalam memperbaika konsistensi feses bila konstipasi. Akan membantu mempertahankan status hindari pada diare, (4) hindari makanan yang membentuk gas Rasional : menurunnya distress gastric dan distensis abdomen. f. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan skunder tidak adekuat. Ditandai dengan : Tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa actual. Tujuan : Infeksi tidak terjadi selama dalam perawatan Kriteria hasi : Mengidentifikasi prilaku untuk mencegah/ menurunkan resiko infeksi Intevensi : (1)Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan pasien Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial, (2) Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosudure perawatan Rasional : menurunkanresiko kolonisasi/infeksi, (3) Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat Rasional : menurunkan resiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi, (4) dorong perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan nafas dalam rasional menigkatkan fentilasi semua segmen paru dan membantu mobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia, (5) tingkatkan masukan cairan adekuat Rasional : membantu dalam pengeceran stasis cairan tubuh. g. Kurangnya pengatuan berhubungan dengankurangnya terpajan\mengingat. Ditandai dengan : Pertanyaan, meminta informasi. Pertanyaan salah konsepsi, tidak akurat mengikuti intruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah. Tujuan:dapat memahami proses penyakitnya. Intervensi: (1) berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyatan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia Rasional :memberikakan nasehat pengetahuan sehinga pasien dapat membuat pilihan yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat persiapan meningkatkan kerja sema dalam program terapi, (2) Tijau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaandiangnotik Rasional : ansietas/takut tentang ketidak tahuan meningkatkan tingkat stress, yang selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan tentang apa yang perkirakan menurunkan ansietas, (3) Jelaskan darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia Rasional : ini sering merupakan kekuatiran yang tidak diungkakpkan yang dapat memperkuat ansietas pasien, (4) Tinjau perubahan diet yang diperlukan umtuk memenuhi kebutuhan diet khusus rasional daging merah, hati, kuning telur, sayuran berdaun hijau, biji bersekam dan bauah yang dikeringkan adalah sumber besi sayuran hijau, hati, dan buah asam adalah sumber asan folat dan vitamin C. 2.2.3 Pelaksanaan Intervensi adalah perencanaan keperaawatan oleh perawat dank lien beberapa petujuk pada pelaksanaan antara lain : pertama melaksanakan dan menerapkan tindakan-tindakan keperawatan yang telah direncanakan, dan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan, dan tindakan keperawatan yang telah dilaksanankan dicatat dalam format, kedua mengisi format atau asuhan keperawatan ( yasmin Asih 1994 hal 10 ) 2.2.4 Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan terakhir dari proses keperawatan untuk pengukuran keberhasilan rencan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien, pengukuran kebershasilan dari rencana keperawatan pada klien anemia didasarkan pada reaksi fisiologis klien seprti hilanya rasa mual, muntah dan anoreksia. Dengan evaluasi akan dapat di nilai apakah masalah yang dihadapi klien dapat terpecahkan, apakah hanya sebahagian terpecahkan, apakah sama sekali masalah tidak terpecahkan atau timbul masalah baru ( yasmin Asih 1994 hal 11 ) BAB III TINJAUAN KASUS Kasusyang penulis ini adalah asuhan keperawatan klen anemia difisiensi besi yang dirawat diruang perawatan penyakit dalam wanita badan rumah sakit umu daerah cut mutia lhoksemawe. Tinjaun kasus ini menggambarkan asuhan keperawatan yang penulis laksanakan dari tanggal 16 Agustus 2007 s/d 19 Agustus 2007 dengan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif. 3.1 Pengkajian keperawatan 1. Biodata Identitas Ny. M tempat/ tanggal lahir Suka sejahtera 53 tahu suku Aceh, alamat Desa Tgk. Dibanda paya bakong , pekerjaan ibu Rumah tangga, keluarga yang bertanggung jawab Ny. F yang merupakan anak klien, umur 27 tahun, jenis kelamin perempuan, bahasa utama bahasa Aceh, sumber data yang diperoleh dari klien dan keluarga jam pencatatan 11 35 WIB. 2. Data riwayat masuk Klien masuk ke Badan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe pada tanggal 16 Agustus 2006 jam 13.30 WIB. Dengan kenderaan umum, tiba diruangan dengan brangkar, berat badan 47 kg, tinggi badan !50 cm, tekanan darah 100/70 mmHg, plos 80x/menit, respirasi 24x/menit, temperature 36,5 C. Keluhan masuk rumah sakit klien mengatakan lemas susah tudur, nafsu makan berkurang, pusing, pandangan berkunang-kunang. Riwayat keluhan klien mengatakan sakitnya lebih kurang 1 minggu dan telah berobat ke puskesmas kemudian sembuh dan belum pernah di rawat Inap di Rumah Sakit. 3. Alergi dan reaksi Tidak ada alergi, baik dengan obat maupun dengan makanan dan lain-lainya. 4. Obat atau pengobatan Keluarga / klien tidak tahu lagi nama obat yang pernah diberikan atau diminum oleh klien, metode obat yang didapat malalui resep. 5. Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang lain yang menderita penyakit seperti ini, Riwayat penyakit sekarang, klien masuk ke Badan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe dengan keluhan lemas, susah tudur, nafsu makan berkurang, pusing dan pandangan berkunang-kunang, Riwayat penyakit yang lalu, klien mwngatakan sebelum mengalami penyakit ini tidak pernah mengalami penyakit lain yang memerlukan perawatan inap di rumah sakit, namun pernah mengalami penyakit seperti influenza dan biasanya sembuh dengan berobat kepuskesmas. 6. Alat perlengkapan / bantuan yang digunakan special Klien tidak menggunakan alat Bantu special seperti kursi roda, brancar, crutehs, kaki palsu, kaca mata, lensa kontak, alat Bantu dengan, cateter epidural, gigi palsu. 7. Riwayat psikososial Sters yang baru dialami : klien gelisah, mekanisme koping : yakin kalau penyakitnya akan segera sembuh, support system ; klien mendapat support dari anak dan suaminya menenangkan diri/rileks, Agama islam. 8. Neorologis Orientasi : orang, tempat, waktu, kesadaran : composmentis, pupil : normal, kekuatan ekstermitas : normal, bicara, : jelas, sensori : normal, persepsi penglihatan : sama, persepsi pendengaran : sama. 9. Respirasi Pola pernafasan normal, tidak terjadi dispone, suara pernafasan normal, taktil fremitus : menurun, sekresi : tidak ada, batuk : tidak ada. 10. Kardiovaskuler polsus : Apical rate : 96x/i (teratur) jumlah nadi radial kiri 88x/i, kanan88x/i pada palpasi tidak adanya edema, perpusi kulit kering. 11. Gastrointestinal Mukosa mulut kering, suara usus/paristaltik : normal, kemampuan menelan / normal, frekuensi BAB: Ix / hari dengan konsistensi lunak, karekteristik warna kekuning-kuningan BAB terakhir saat pengkajian tanggal 16 Agustus 2007 jam 10.30 WIB, konstipasi: tidak terjadi konstipasi. 12. Genitourinarius Frekuensi BAK 4-5 x/ hari sebanyak 100 cc, karakteristik warna air the. Kateter: tidak terpasang. 13. Self Care Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari selalu dibantu oleh keluarga dan perawat baik berjalan, eliminasi, makan, hygine, berpakaian dan mandi. 14. Nutrisi Penampilan umum kurus, nafsu makan kurang, diet MB, pola makan 3x sehari yang dibantu oleh keluarga dan perawat. 15. Kulit Warna kulit pucat, tampilan secara umum yaitu kelembaban kering, temperature hangat dan texture kasar, pengkajian bahaya tekanan “ Resiko Decubitus”. Status mental sadar/siaga (skor 1) continence (bab/miksi) biasanya terkontrol (skor 2) mobilitas sangat terbatas (skor 3), berjalan dengan bentuan alat (skor 2) nutrisi kurang cukup (skor 2) jadi total skornya 10, dengan demikian resiko terjadinya decubitus ada. 16. Musculoskeletal Rom ekstremitas tidak normal yakni mengalami kelemahan. 17. Pendidikan / discharge planning Klien dan keluarganya tidak tau bahwa klien menderita penyakit anemia, adapun informasi yang dibutuhkan adalah factor resiko yang dapat menyebabkan anemia, dan pencegahan kambuh kembali, klien sangat bila keluarga dan anaknya terlibat dalam perawatannya dirumah sakit dank lien ingin cepat sembuh dan segera pulang kerumah sakit dank lien ingin cepat sembuh dan segera pulang kerumah. Catatan cerita (Nerative Notes) - Subjektif klien datang dengan keluhan lemas, susah tidur, nafsu makan, mual, kesemutan pada kaki berkurang, pusing, pandangan berkunang-kunang, aktivitas dibantu. - Objektif Keluhan utama lemah, nafsu makan berkurang, mukosa mulut kering, muka pucat, tanda-tanda vital saat masuk rumah sakit, tekanan darah 90/70 mmHg, pols : 80 x/I, respirasi 24 x/I, temperature 36,5 C, infuse Nacl 0.9 % terpasang 30 tts/m. Pemeriksaan fisik (physical Diagnostik) Head to Toe Kepala : simetris, Mata : Pandangan berkunang-kunang, telinga : Normal, Hidung : Normal, Tenggorokan : Normal, Ekstremitas atas : Normal, Dada / Thorax : Simetris, jantung : Normal, Payudara : Normal, Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, rektu : Normal, genetalia : Normal, Muskulu skeletal : Normal. Pengkajian Neurologi 1. Olfaktorius : penciuman (-), 2. Optikus : lapangan pandang menurun, 3. Okulomotorius: mata keatas, kebawah dan kesamping lambat, 4. traklear : Gerakan mata keatas, kebawah dan kesemping lambat, 5. abdusen : mata keatas, kebawah dan kesamping lambat, 6. Trigeminus : Reflek kornea (-), 7 Fasial : Wajah defiasi, 8. Akustikus : pendengaran sama, 9. Glosofaringeus : Bicara jelas, 10. Vagus : suara bersih 11. Asesorius : Kekuatan otot trapesius (-), 12. Hipoglosa : lidah kaku. Pengkajian / pemeriksaan khusus Data laboratorium : Hb: 4.7 gr%., leukosit x 103 / mm3 4.2, erotrosit x 103/mm3 2.58, hematokrit% 15.6, MCV fl 60, MCR pg 18.1, MCHC g% 30.0, RDW %20,2, TROMBOSIT x 103 /mm3 395. 18. Pola kebiasaan dan gaya hidup Diet : klien makan 3 kali sehari dengan porsi yang sedang selama dirumah sakit, kebiasaan : membersihkan rumah, istirahat, tidur : waktu tidur siang dari jam 13.30 s/d jam 15.30, waktu tidur malam dari jam 11.30 s/d jam 05,00 kegiatan / tindakan untuk tidur : klien sering ngaji sebelum tidur. Diagnosa penyakit : ANEMIA DIFENSIENSI BESI 19. penatalaksanaan / therapy Nama obat : IVFD Nacl 0,9 % : 30 tts/m, Injeksi Ulsikur : 1 amp/8 jam, Injeksi Sotatic : 1 amp/ 8 jam, Transfusi darah : 2 bag / hari, Transamin: 3 X 1 hari, Curcuma : 3 X 1 / hari, Dexanta : 3 X 1 / hari, Diet : M II. Daftar Masalah keperawatan Nama klien Ny. M, sex : perempuan, tanggal masalah kerja di 16 Agustus 2007, masalah keperawatan. 3.2 Analisa Data 1. Data subjektif : klien mengeluh tidak ada nafsu makan, klien mengeluh mual pada saat makan. Data obejektif : keluhan utama lemah, mukosa mulut kering, muka pucat, porsi yang disediakan tidak habis. Masalah : gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh, Penyebab : Anoreksia 2. Data subjektif : klien mengantakan sering kebas dan kesemutan pada daerah kaki, klien mengatakan cepet lalah, Data Objektif : aktifitas klien dibantu, Buang Air Beser / Buang Air Kecil menggunakan pispot, keadaan tubuh lemah. Masalah : intoleransi aktifitas, Penyebab : kelemahan fisik. 3. Data subjektif : klien mengatakan takut kalau penyakitnya tidak sembuh, klien sering mengatakan tentang penyakitnya, Data Obejektif : Ekspresi wajah murung, klien tampak gelisah, klien tampak seperti orang takut. Masalah : Anxietas Penyebab : perubahan dalam status kesehatan. 4. Data subjektif : klien mengatakan mata berknang-kunang, klien mengatakan sering pusing. Data Objektif : bola mata sedikit merah, klien sering memijat-mijat kepalanya. Masalah : gangguan pola istirahat. Penyebab : proses penyakitnya. 5. Data subjektif : klien mengatakan malas mandi, klien mengatakan selama di rumah sakit belum pernah mandi. Data Objektif : badan kotor, kuku panjang, rambut tidak rapi, gigi kotor. Masalah : personal hygiene yang kurang memenuhi. Penyebab : ketidak mampuan merawat diri. 6. Data Subjektif : klien mengatakan selama dirawat dirumah sakit belum pernah dimandikan. Data Objektif : Badan klien nampak kotor, rambut kurang rapi, kuku sedikit kotor, penampilan klien acak-akan, kebersihan mulut kotor. 3.3 Diagnosa keperawatan 1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan dengan anokreksia. 2. Inteloransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. 3. Anxietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan. 4. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan pola penyakitnya. 5. Personal hygiene yang kurang memenuhi berhubungan dengan ketidak mampuan merawat diri. 6. Kurangnya pengetahuan behubungan dengan kurangnya terpajan / mengingat. Rencana Keperawatan A. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan dengan anorexia. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Kriteria hasil : Berat badan normal, klien mau makan, mukosa mulut tidak lagi kering, Intervensi : 1. Beri nutrisi Vit B 12, zat besi, Rasional : dapat menambah kadar hemoglobin, 2. berikan support mental, Rasional : klien mau makan meskipun porsi makan kecil, 3. beri makan dalam porsi kecil tapi sering, Rasional : dapat memenuhi zat yang dibutuhkan tubuh, 4. pelihara kebersihan gigi dan mulut, Rasional : dapat merangsang nafsu makan. B. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik Tujuan : pola aktivitas kembali normal. Kriteria hasil : klien cepat lemah, kebas pada daerah kaki hilang, aktivitas normal. Intervensi : 1. Bantu klien dalam beraktivitas, rasional ; dapat memenuhi kebutuhan klien. 2. libatkan kluarga dalam aktifitas klien, rasional ; klien dapat beraktifitas memenuhi kebutuhannya. 3. memberikan motofasi dan semangat, rasional ; klien mau melakukan aktifitas ringan . 4. Bantu peratan personal, rasional : klien tidak mudah terinfeksi . C. Anxientas berhubungan dengan perubahan dalamstatus kesehatan. Tujuan : klien tidak menunjukkan rasa cemas akan perubahan status kesehatan. Kriteria hasil : klien tidak merasa takut lagi Interfensi : 1. Beri penjelasan kepada klien tentan penyakitnya, Rasional: agar klien mau berpartisipasi dalam asuhan keperawatan yang diberikan . 2 . dengar semua keluhan klien , Rasional : agar dapat mengurangi kecemasan .3. Anjurkan klien mendekatkan diri kepada tuhan , Rasional : agar klien tenang dan menerima penyakitnya. D. Ganggauan pola istirahat berhubungan dengan pruses penyakitnya. Tujuan : Istirat klien tergang Kriteria hasil : pandangan jelas., pusing hilang .Intervensi : 1. Anjurkan klien tidak membuat keributan, rasional : untuk mempercepat penyembuhan penyakit yang dialami sekarang. 2. berikan informasi kepada klein dan anggota keluarga yang lain tentang cara meningkatkan pola tidur klien, Rasional : agar tidak kekurangan gizi yang dibutuhkan tubuh. 3. kolaborasi dengan ini tim kesehatan pemberian obat-obat, Rasional : dapat diketahui obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita klien saat ini. E. Personal hygiene yang kurang memenuhi berhubungan dengan ketidak mampuan merawat diri. Tujuan : klein mampu merawat diri dan hygiene yang baik. Kriteria hasil : klein mau mandi atau 2-3 kali sehari, rambut rapi, gigi bersih, kuku bersih. Interfensi :1. klein mampu merawat diri dan hygiene dengan baik, Rasional : agar klein bersih dan tidak terlihat daki. 2. jelaskan pada klein tentang pentingnya kebersihan tubuh, Rasional : ahar klein mampu menjaga kebersihan tubuh. 3. jelaskan pada klein tentang cara merawat diri yang baik, Rasional : agar klein tau bagaimana cara merawat tubuh yang benar. F. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpajan/mengingat. Tujuan : menyatakan pemahaman proses penyakit, prosudur tindakan dan mengidentifikasi factor penyebab. Kriteria hasil : mengerti dengan proses dan rencana pengobatan Interfensi : 1. Saran minum obat dengan segera setelah makan, Rasional : dapat mempercepat proses penyembuhan...2. jelaskan penyakit yang diderita dapat disebutkan, Rasional : agar kegelisahan bias hilang. 3. jelaskan darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak memperburuk penyakit, Rasional : ini sering merupakan kekhawatiran yang tidak diungkapkan oleh klien. 3.3.1 Pelaksanaan dan efaluasi asuhan keperawatan pada pasien anemia difesiensi besi. Diagnosa 1 ganguan pemenuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan dengan anorexia. Implementasi :1. memberikan makanan yang mengandung vitamin B 12 dan zat besi seperti sayuran kol, buncis, ubi, dan buah jeruk. 2.memberikan dukungan mental agar klein mau makan dalam porsi kecil tapi sering. 3. memberikan penyuluhan cara menyediakan menu yang berfariasi dalam porsi kecil tapi sering sesuai dengan kebutuhan tubuh. 4. mengajarkan klein untuk membersikan mulut dengan menggosok gigi, pagi dan sore. Evaluasi : gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh masalah belum teratasi 17 Agustus 2007 s/d tanggal 19 Agustus 2007 selanjutnya diserahkan pada pegawai rumah sakit.Kriteria hasil : Subjektif : klein masih malas dan tidak ada selera makan, Objektif : porsi yang disediakan tidak dihabisi. Tanggal 19 Agustus 2007 perawatan dilanjutkan oleh perawat ruangan. Diagnosa 2 nintoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik. Implementasi : 1. membantu klein dalam melakukan beraktifitas seperti memberi makanan, mengatur posisi tidur, dan menemani klein dalam melakukan personal hygiene. 2. melibatkan keluarga dalam beraktifitas dan dalam pemberian obat klein. 3. memberikan motifasi dan semangat agar klein mau melakukan aktifitas ringan. 4. melakukan perawatan personal hygiene klein seperti : menyeka, menyisir rambut. Evaluasi : masalah ini belum teratasi sebagai pada tanggal 17 Agustus 2007 s/d tanggal 19 Agustus 2007. Kriteria hasil : Subjektif : klein mengatakan masih mengatakan masih merasa lemas dan cepat lelah, Objektif : kebutuhan dibantu oleh perawat ruangan. Diagnosa 3 anxietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan. Implementasi :1. memberi penjelasan kepada klein tentang pengertian dan penyebab anemia difesiensi besi. 2.memberikan kesempatan kepada klein untuk mengungkapkan rasa cemasnya. 3. menganjurkan klein berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah untuk penyembuhan penyakitnya. Evaluasi : maslah teratasi pada tanggal 17 Agustus 2007. Kriteria hasil : Subjektif : klein mengatakan sudah mampu beraktifitas ringan, Ojektif : Kebutuhan sehari-hari sebagian sudah dapat dipenuhi. Diagnosa 4 Gangguan pola istirahat berhubungan dengan pola penyakitnya. Implementasi : 1. mengajarkan klein untuk tidak membuat keributan supaya mempercepat penyembuhan penyakitnya. 2. memberikan informasi kepada klein dan anggota keluarga yang lain tentang cara meningkatkan pola tidur. 3. mengkolaborasi dengan tim kesehatan cara pemberian obat yang diderita klein saat ini. Evaluasi : masalah teratasi pada tanggal 17 Agustus 2007. Kriteria hasil : Subjektif : klein mengatakan sudah bias tenang dan rileks, Objektif : bola mata tidak merah lagi. Diagnosa 5 personal hygiene yang kurang memenuhi berhubungan ketidak mampuan mrawat diri. Implementasi : 1.menganjurkan klein mandi 2-3 kali sehari. 2. menjelaskan kepada klein tentang penyakitnya,kebersihan bagi tubuh sehinga klein mengerti tentang kesehatan. 3. menjelaskan dan mengajarkan klein cara merawat diri dengan baik. Evalusi : masalah teratsi lagi tanggal 18 Agustus 2007. Kriteria hasil : Subjektif : klein mengatakan sudah mau mandi, Objektif : badan sudah bersih. Diagnosa 6 kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpanjan /mengingat. Implementasi : 1. menyarankan minum obat dengan segera setelah makan. Sesuai dengan anjuran doctor. 2. menjelaskan bahwa penyakit yang diderita dapat disembuhkan agar kegelisahan bias hilang 3. menjelakan darah yang diambildari untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk penyakitnya. Evalusi : masalah teratasi tanggal 19 Agustus 2007. kriteria hasil : Subjektif : klein mengatakan sudah mengerti mengenai penyakit dan pengobatan penyakitnya. Objektif : masa cemas klein berkurang. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas tentang kesejangan –kesenjangan yang dijumpai antara tinjauan tioritis yang ada pada bab II dengan tinjauan kasus yang terdapat pada bab III yang mencakup semua proses keperawatan. Untuk mendapatkan pembahasan yang sistematis maka penulis membahas berdasarkan langkah-langkah proses keperawatan. A. Pengkajian Dari hasil pengkajian langsung dari klein bernama Ny. M umur 53 tahun bertempat tinggal Desa Tgk dibanda paya bakong dengan penyakit anemia, klein dating dengan keadaan lemas, susah tidur, nafsu makan menurun, pandangan berkunang-kunang dan cepat lelah, tekanan darah 90/70 mmHg nadi 88 x/I, suhu 36,5 C, pernafasan 24 x/i. Pada tinjauan teoritis disebutkan bahwa pada klien anemia difesiensi besi ditemukan adanya mual, muntah, turgor jelek, nafsu makan menurun, mata merah, cepat lelah dan cepat merasa letih. Begitu juga dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan ini sebagaian besar mempunyai kebersamaan namun ada beberapa data yang disebut pada tinjauan teoritis tetapi pada tinjauan kasus tidak ditemukan yaitu : turgor jelek : karena saat penulis melakukan tinjauan kasus terhadap anemia defesiensi besi ternyata klien tidak mengalami turgor jelek, mata cekung : karena saat penulis melakukan tinjauan kasus terhadap anemia defesiensi besi ternyata klien tidak mengalami mata cekung, hal ini terjadi karena pada klien tidak terjadi penurunan cairan dalam tubuh. B. Diagnosa keperawatan Berdasarkan diagnosa yang terdapat pada tiori kasus dan diagnosa yang penulis tegakkan pada tinjauan kasus, maka penulis dapat menemukan beberapa perbedaan antara diagnosa pada teori kasus dan tinjauan kasus antara lain pada tinjauan teorotis ditemukan masalah perubahan perfusi jaringan terhadap dan komponen sel yang penting untuk penyaluran oksigen, diagnosa da atas ditegakkan atas data-data yang ditemukan yaitu adanya palpitosi, kejang, kuku rapuh, menurunnya daya konsentrasi, karena pada klien tidak ditemukan data-data yaitu : adanya palpitasi, kejang, kuku rapuh dan menurunnya daya konsentrasi. Selain masalah di atas ditemukan juga beberapa diagnosa lain yaitu potensial terjadinya integrasi kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan Hb, kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi atau salah pengertian informasi. Diagnosa tentang potensial terjadinya gangguan integrasi kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi akibat perubahan sirkulasi menyebabkan terjadinya gangguan pada kulit misalnya terjadinya penekanan pada saat klien bedrestotal dan tidak ditegakkan, sedangkan dalam tinjauan kasus klien tidak tidak dalam keadaan bedrestotal, cuma ditemukan data kalau klien tidak mandi, badan agak kotor, kuku panjang, rambut tidak rapi. Maka dari data inilah penulis cuma menakkan diagnosa personal higyiene yang kurang memenuhi berhubungan dengan kemampuan merawat diri yang kurang. Diagnosa kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, personal hygiene yang kurang berhubungan dengan ketidaktahuan merawat diri menjadi diagnosa pada tujuan kasus karena mengingat kurangnya informasi tentang perawatan penyakitnya. Disamping diagnosa di atas tadi beberapa perbedaan juga dijumpain antara tinjauan kasus dan tinjauan teoritis yaitu pada diagnosa tentang gangguan pemenuhan nutrisi. Menjadi masalah bagi klien karena ditunjang oleh data-data bahwa klien mengeluh malas makan, tidak selera makan. Klien sering mual, berat badan menurun, karena ditunjang oleh data-data sehingga penulis mengangkat masalah ini sebagai hal perlu pemecahannya. Kemudian aktivitas sehari-hari diangkat menjadi diagnosa mengingat klien mengeluh cepat lelah, sangat lemah, tidak melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. Diagnosa ganguan pemenuham mutrisi dan ganguan aktifitas nin juga ditemukan pada diagnosa tinjauan teoritis. Gaguan visual juga penulis tegakkan karena klein mengeluh, pandangan berkunang-kunang, dan sering pusing, kedua diagnosa ini memang tidak ditemui di tinjauan tioritis, tetapi karma ditunjang oleh beberapa data yang ada sehinga perlu ditegakkan. Dalam hal ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa tinjauan tidak selalu sama dengan tinjauan kasus dan sebaliknya tinjauan kasus tidak selalu sama dengan tinjauan tioritis, di mana terdapat kesenjangan dan perbedaan-perbedaan. C. Perencanaan Perencanaan asuhan keperawatan yang diberikan biasanya disesuaikan dengan perioritas masalah yang dialami klein agar kebutuhan klein dapat terpenuhi. Pada diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi maka penulis merencanakan tindakan keperawatan sebagai brikut : memberikan makanan yang adekuat ( vitamin B12 dan zat besi ), pemeliharaan gizi dan mulut, menimbang berat badan klein sehari-hari. Untuk memenuhi aktifitas klein sehari-hari penulis melaksanakan tindakan keperawatan yaitu membantusegala aktifitas klein, memberi support mental Bantu pemeliharaan/ perawatan personal hygiene. Dalam menghilang kecemasan klein penulis melaksanakan tindakan keperawatan yaitu memberi kesempatan kepada klein untuk mengungkapkan rasa cemasnya,memberikan support mental kepada klein agar bersedia menjalani dan melanjutkan tindakan perawatan untuk menghilangkan perasaan cemas. Ganguan visual klien penulis melaksanakan tindakan keperawatan sebagai berikut : menganjurkan klien untuk makan makanan yang bergizi seperti syur-sayuran dan buah-buahan, memberikan penyuluhan cara menyediakan makanan yang dibutuhkan tubuh, mengkolaborasi tentang cara pemberian obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita klien saat ini. Dalam memenuhi personal higieni klien berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat diri maka tindakan keperawtan yang diberikan yaitu sarankan klien untuk mandi dan gosok gigi untuk mencegah penyakit kulit dan memperlancar peredaran darah serta menberikan kenyamanan pada klien, potong kuku klien dengan tujuan kelihatan rapi dan bersih, menjaga kebersihan tempat tidur dan memberikan pendidikan kesehatan klien mengerti akan kebersihan. D. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan yang diberikan sesuai dengan asuhan keperawatan yang telah disusun, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien sehingga tujuan keperawatan dapat dicapai. Adapun pelaksana tindakan keperawatan pada klien dengan anemia terutama ditujukan untuk mengatasi kekurangan kebutuhan nutrisi, cemas, aktivitas, gangguan visual dan personal hygiene dan kuranganya pengetahuan dalam melaksanakan pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap klien anemia dibutuhkan kerja sama yang baik antara perawat, klien, keluarga juga tim kesehatan lainya sehingga hasil yang diharapkan tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. E. Evaluasi Penilaian hasil akhir terhadap tindakan yang telah dilakukan dapat menujukkan apakah dapat mengatasi masalah ataupun dapat mengurangi keluhan sesuai dengan diagnosa yang ditentukan pada penyakit anemia. Evaluasi pada hari pertama satu masalah yang teratasi yaitu personal hygiene di mana dapat dilihat bahwa klien sudah mau mandi, klien kelihatan rapi, rambut rapi, gigi bersih. Dan pada hari berikutnya satu masalah lagi teratasi yaitu cemas dan ini dapat dilihat bahwa gelisah bekurang, experesi wajah tenang sedangkan pada hari berukutnya lagi empat masalah teratasi yaitu masalah nutrisi, aktivitas, visual dan masalah kurang pengetahuan. Ini dapat dilihat pada masalah nutrisi klien sudah dapat menghabiskan makanan yang disajikan, perasaan mual hilang. Masalah visual dapat teratasi dan dapat dilihat bola mata tidak merah lagi, pandangan sudah jelas, sedangkan masalah aktivitas sudah teratasi, ini dapat dilihat dari keadaan umum klien membaik, klien bias beraktivitas sAendiri dan masalah kurang pengetahuan dapat diatasi, ini dapat dilihat klien tidak bertanya lagi tentang masalahnya. BAB V PENUTUP Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan penulis pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang penulis rumuskan dan merupakan alternative pemecahan masalah sesuai dengan keadaan pasien. Sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya klien dengan anemia difesiensi besi dimasa yang akan dating. Adapun kesimpulan dan saran-saran tersebut adalah sebagai berikut; 5.1 Kesimpulan 1. Pengkajian : dari hasil pengkajian anemia difisiensi besi bias menyebabkan keluhan lemas, nafsu susah tidur, nafsu makan menurun, pandangan berkunang-kunang dan cepat lelah. 2. Diagnosa : Berdasakan diagnosa yang telah penulis tegakkan, penulis menemukan bebarapa perbedaan diagnaso antara lain : potensial terjadinya integrasi kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan penurunan Hb, kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi atau salah pengertian informasi. 3. Perencanaan : Untuk memenuhi aktivitas klien sehari-hari penulis menerapkan beberapa tindakan antara lain : membantu segala aktivitas klien, memberi support mental Bantu pemeliharaan/perawatan personal hiygiene diharapkan pada klien dan keluarga setelah meninggalkan rumah sakit untuk selalu melakukan pemeriksaan ulang terhadap penyakit yang dideritanya . ASUHAN KEPRAWATAN PADA KLIEN Ny.MDENGAN ANEMIA DIFESIENSI BESI DIRUANG PENYAKIT DALAM WANITA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT MEUTIA LHOKSMAWE KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Syarat Ujian Akhir Program Pendidikan Tinggi Akademi Kesehatan Bidang Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara OLEH RUSLI.M NIM 07034

0 komentar:

Post a Comment

laporan kasus kesehatan=

AKKES PEMKAB

AKKES PEMKAB